Salah
satu penyakit yang banyak berhubungan dengan terapi albumin adalah
sirosis hati. Sirosis hati merupakan proses difus pada hati yang
ditandai dengan timbulnya fibrosis dan perubahan arsitektur hati normal
menjadi nodul dengan struktur abnormal. Penyakit ini menimbulkan
berbagai gangguan fungsi hati, salah satunya adalah gangguan sintesis
albumin, sehingga terjadi keadaan hipoalbuminemia yang menimbulkan
berbagai manifestasi klinis seperti edema tungkai, asites maupun efusi
pleura.
FUNGSI ALBUMIN
Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai berikut:
- Mempertahankan tekanan onkotik plasma agar tidak terjadi asites
- Membantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatan dan senyawa endogen dalam tubuh terutama substansi lipofilik (fungsi metabolit, pengikatan zat dan transport carrier).
- Anti-inflamasi
- Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan listrik
- Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit polimorfonuklear
- Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah masuknya kuman-kuman usus ke dalam pembuluh darah, agar tidak terjadi peritonitis bakterialis spontan
- Memiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil melalui banyak gugus bermuatan negatif yang dapat mengikat gugus bermuatan positif pada antitrombin III (heparin like effect). Hal ini terlihat pada korelasi negatif antara kadar albumin dan kebutuhan heparin pada pasien heemodialisis.
- Inhibisi agregrasi trombosit
INDIKASI PEMBERIAN ALBUMIN PADA SIROSIS HATI
Terdapat berbagai indikasi untuk memberikan infus albumin bagi pasien sirosis hati, seperti memperbaiki
kondisi umum, mengatasi asites atau mengobati sindroma hepatorenal.
Dari sekian banyak alasan pemberian albumin ada empat indikasi yang
ditunjang oleh data uji klinis memadai, yaitu:2,8,9
- Peritonitis bakterialis spontan
- Sindroma hepatorenal tipe 1
- Sebagai pengembang plasma sesudah parasentesis volume besar (>5 liter)
- Meningkatkan respons terapi diuretika
Selain
itu masih ada beberapa indikasi lain yang masih menjadi kontradiksi,
misalnya pada sirosis hati dengan hipoalbuminemia berat yang disertai
penyulit atau pasien sirosis hati yang akan menjalani operasi besar.
Tidak ditemukannya kesepakatan untuk memberikan infus albumin pada
beberapa indikasi klinis berkaitan dengan lemahnya data penelitian yang
dapat dijadikan bukti penunjang. Meskipun begitu sebagian klinisi tetap
memberikannya dengan berdasarkan laporan-laporan kasus, pendapat pakar
maupun pengalaman pribadi.
terima kasih informasinya. sangat bermanfaat
BalasHapus