Senin, 19 Mei 2014

STOMA KOLOSTOMI



A.    PENGERTIAN STOMA KOLOSTOMI
Stoma adalah lubang buatan  pada abdomen untuk mengalirkan urine atau feses keluar dari tubuh.
PENGERTIAN KOLOSTOMI
1.         Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
2.         Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987)
3.         Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)

B.     INDIKASI DIADAKANNYA STOMA KOLOSTOMI
Anda mungkin harus memiliki stoma jika pengobatan Anda melibatkan operasi untuk memotong semua atau sebagian dari usus atau saluran kemih. Kondisi yang memerlukan pengobatan jenis ini dapat termasuk:
-          penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn
-          beberapa jenis kanker usus atau kandung kemih
-          cedera usus
-          masalah dengan ginjal, di mana air kencing tidak bisa keluar (jarang terjadi)

C.     JENIS-JENIS STOMA KOLOSTOMI
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.

1.      Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang).

2.      Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.
Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

D.    KOMPLIKASI PADA STOMA KOLOSTOMI
1.      Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.
2.      Infeksi
Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
3.      Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.
4.      Perdarahan stoma
5.      Prolaps pada stoma
Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan: penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat loop ilium.

Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan. Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis.
6.      Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma.
7.      lritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.
8.      Diare
Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya normal.
9.      Eviserasi
Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui celah.
10.  Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.
11.  Hernia Paracolostomy
12.  Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna
13.  Sepsis dan kematian
Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.

E.     PERAWATAN STOMA KOLOSTOMI SEHARI-HARI
a.         Persiapan Alat dan Pasien
ü  Persiapan pasien
1.      Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
2.      Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
3.      Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur, mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
ü  Persiapan Alat
1.      Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat
2.      Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3.      Kapas kering atau tissue
4.      1 pasang sarung tangan bersih
5.      Kantong untuk balutan kotor
6.      Baju ruangan / celemek
7.      Zink salep
8.      Perlak dan alasnya
9.      Plester dan gunting
10.  Bengkok
11.  Set ganti balut
b.        Prosedur Kerja
ü  Persiapan Klien
1.      Memberitahu klien
2.      Menyiapkan lingkungan klien
3.      Mengatur posisi tidur klien
ü  Prosedur Kerja
1.      Cuci tangan
2.      Gunakan sarung tangan
3.      Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
4.      Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5.      Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6.      Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
7.      Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8.      Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
9.      Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
10.  Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril
11.  Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12.  Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13.  Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical / horizontal / miring sesuai kebutuhan pasien
14.  Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15.  Merekatkan / memasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
16.  Merapikan klien dan lingkungannya
17.  Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18.  Melepas sarung tangan
19.  Mencuci tangan
20.  Evaluasi respon klien
21.  Dokumentasikan

F.      PERAWATAN STOMA KOLOSTOMI YANG MENGALAMI INFEKSI
a.      Persiapan Alat dan Pasien
ü  Persiapan pasien
1.      Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
2.      Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
3.      Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur, mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien

ü  Persiapan Alat
1.      Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat
2.      Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3.      Kapas kering atau tissue
4.      1 pasang sarung tangan bersih
5.      Kantong untuk balutan kotor
6.      Baju ruangan / celemek
7.      Antiseptik (Bethadine)
8.      Zink salep
9.      Perlak dan alasnya
10.  Plester dan gunting
11.  Obat desinfektan
12.  Bengkok
13.  Set ganti balut
c.         Prosedur Kerja
ü  Persiapan Klien
1.      Memberitahu klien
2.      Menyiapkan lingkungan klien
3.      Mengatur posisi tidur klien
ü  Prosedur Kerja
1.      Cuci tangan
2.      Gunakan sarung tangan
3.      Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
4.      Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien produk stoma (warna, konsistensi, dll)
5.      Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
6.      Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
7.      Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
8.      Dengan kassa basah lakukan penekanan pada luka agar bila ada pus dalam luka dapat keluar. Penekanan dilakukan karena meskipun dari luar luka operasi tampak kering, namun sering terdapat pus di dalamnya.
9.      Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
10.  Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril
11.  Memberikan antiseptik (homolok)
12.  Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13.  Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical / horizontal / miring sesuai kebutuhan pasien
14.  Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15.  Merekatkan/memasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
16.  Merapikan klien dan lingkungannya
17.  Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18.  Melepas sarung tangan
19.  Mencuci tangan
20.  Evaluasi respon klien

21.  Dokumentasikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar