KOLESISTEKTOMI (CHOLECYSTECTOMY)
‘Cholesystectomy’ adalah operasi pengangkatan kandung empedu, yang tekniknya dapat dilakukan dengan laparoskopi atau bedah terbuka.
Tujuan dari pengangkatan (pembuangan) kandung empedu adalah mencegah terbentuknya kembali batu di kandung empedu, sehingga akan mencegah kekambuhan, mencegah perjalan penyakit menjadi suatu penyakit menahun.
Cholesystectomy dilakukan bila:
APAKAH PENGAMBILAN KANDUNG EMPEDU AKAN MENIMBULKAN DAMPAK DI KEMUDIAN HARI?
Pada umumnya ‘paska cholecystektomy’, orang dapat hidup normal tanpa memiliki kandung empedu, karena kandung empedu berfungsi hanya sebagai penyimpan cadangan cairan empedu, sedangkan cairan empedu selalu diproduksi oleh hati, sehingga tidak akan mengganggu pencernaan makanan dan tidak perlu melakukan diet.
Karena aliran cairan empedu tidak ditampung di kandung empedu, maka cairan empedu bisa mengalir langsung ke usus, hal ini pada sebagian kecil kasus, bisa menimbulkan keluhan diare ringan.
LAPARASKOPI
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan dengan sedikit perlukaan. Tidak seperti pada operasi / bedah terbuka dimana dilakukan sayatan besar dan tangan operator langsung bersentuhan dengan organ. Untuk akses alat ‘laparoskop’ dokter hanya melakukan sedikit sayatan. Laparoskop merupakan alat yang bentuknya seperti pipa yang dilengkapi dengan ‘camera’ dan peralatan bedah lainnya. Laparoskop kemudian dimasukkan ke dalam tubuh dan dokter melakukan tindakan secara tidak langsung yaitu dengan melihatnya dari layar monitor.
Operasi laparoskopi juga mempunyai fungsi diagnostik, karena saat meneropong dokter dapat melihat keberadaan organ-organ dalam dari layar monitor.
Saat ini, tindakan kolesistektomi dengan teknik operasi laparoskopi merupakan teknik operasi yang terbaik (mempunyai banyak keunggulan), namun hanya dapat dilakukan di rumah sakit modern yang sudah memiliki peralatan laparoskopi. Walaupun harganya lebih mahal, namun secara umum lebih menguntungkan.
Operasi kolesistektomi dengan teknik laparoskopi dapat berlangsung sekitar 20 menit hingga 1 jam. Teknik operasi ini hanya dapat dilakukan oleh dokter yang menguasai teknik operasi laparoskopi.
Dibandingkan dengan teknik operasi terbuka, operasi laparoskopi mempunyai keunggulan:
Berdasarkan penelitian: masa rawat 3 hari lebih pendek dibandingkan dengan bedah terbuka (‘open surgery’). Juga masa penyembuhan 3 minggu lebih cepat dibandingkan bedah terbuka (‘open surgery’).
Risiko operasi laparoskopi
Risiko timbulnya kejadian yang tak terduga sangat kecil, sebab tindakan dilakukan oleh ahli.
Bila saat melakukan laporoskopi dokter menemukan keadaan yang tidak bisa melakukan pembedahan dengan teknik laparoskopi, maka kemungkinan besar akan dilakukan tindakan operasi bedah terbuka, sehingga pasien yang menyetujui akan tindakan bedah laparoskopi harus siap akan kemungkinan terjadinya tindakan bedah terbuka (‘open surgery’).
OPERASI TERBUKA (‘OPEN SURGERY’)
Operasi bedah terbuka, seperti yang difahami orang orang awam pada umumnya, yaitu membuka rongga perut. Tangan dokter bedah akan langsung bersentuhan dengan organ yang akan dibedah.
Operasi bedah terbuka dilakukan bila:
rumah sakit tidak mempunyai fasilitas untuk teknik operasi laparoskopi. Rumah sakit umum daerah umumnya bisa melakukan kegiatan operasi dengan teknik bedah terbuka.
terdapat komplikasi yang tidak bisa diatasi dengan teknik operasi laparoskopi seperti: infeksi saluran, dan banyak terbentuk jaringan parut akibat radang menahun.
Persiapan
Prosedur
Kelebihan bedah terbuka:
Kerugian operasi bedah terbuka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar